Thursday, March 26, 2009

dialogku bersama alam...

Pekerjaan seakan tak mampu membuat kantuk bagiku..aku semakin terjaga. meski telah lewat tengah malam, masi ku teruskan saja hobi melukisku...aku kini sedang melukis hutan impian, yang suatu saat akan ku bangun sebuah rumah untukku..dan juga untuk apapun yang menyayangi dan kusayangi dengan tulus...aku melukisnya mulai dari batang2 pohon berwarna coklat yang kokoh, aliran sungai imut yang menyertai pepohonan itu lalu dilanjutkan dengan hewan2 kecil penghias sungai. ada lintah, katak, tupai, ikan warna- warni, dan juga kupu-kupu yang berterbangan menggayut air sungai yang berlari sederhana. gemericiknya seperti menggelitik perut. kemudian aku juga menambahkan suasana ladang yang mulai menguning. ladang jagung dan padi, di sebelahnya tertambat pula lahan irigasi yang menyejukkan tiap pandang yang tak sengaja menjatuhkan pilihan untuk hidup di dunia hutan..tak lupa aku juga melukis 2 lekuk gunung lavender favoritku, di baliknya Tuhan selalu menyimpan sang pemberi hidup di setiap senja..aku membayangkan hutan buatanku ini juga dihiasi kawanan burung kenari kuning lemah yang selalu setia menggiring senja kembali sembunyi di balik gunung...pasti akan sangat menyenangkan kalo aku punya kemampuan untuk membuat dunia seperti keinginanku...hoho..sudah mulai ngelantur rupanya aku...Subhanallah..Aku masi mengingat kebesaran Tuhan yang mengaruniaiku dengan begitu banyak imajinasi yang hebat...tepat pukul 2 pagi, suasana seperti ini membawaku lebih jauh ke dalam ruang imajiku..aku senyum- senyum sendiri..sambil memandang lukisanku yang baru seperempat jadi...tiba-tiba duniaku seakan berhenti.aku tak bisa merasakan diriku. namun aku masi bisa bernafas, bahkan semakin lancar dan tenang. parah...yang ada di hadapanku ini bukan lukisan...bukan lagi lukisan,,ini benar- benar nyata..aku rasa, ada yang menyihirku hingga aku masuk ke dalam lukisanku. Ya, aku masuk dan menyatu dengan lukisanku. apakah aku mengecil? Entah...aku terpaku seakan tak percaya. namun aku sedikit merasa bahagia. mungkin karena aku bisa masuk ke dalam dunia imajiku...hyahahhahahah..akhirnya aku berhasil..

aku : (terjebak dalam hutan pinus, lebat, hijau, penuh kesejukan, belalang berterbangan dan gajah mengaum lembut)
"cuma ada di sini, cuma hari ini aku bisa tenang"

alam : (meluas mengalahkan lautan)
"siapa dirimu?"
"mengapa beranggapan seperti itu?"

aku : (yang tadinya berdiri tegap, lalu mulai bungkuk karena lelah. entah kenapa bisa lelah padahal udara hutan menyalur semangat..membasmi problema..menantang panas..)
"kehampaan mulai menyeruak"
"aku tidak memiliki persediaan anti virus untuk balik menyerang"

alam : (tertawa lirih hampir menyerupai rintihan..)
"kehampaan apa yang mampu membuatmu kaku?"

aku : (bingung..sebab tak mampu berkata- kata lagi saking lemesnya)
"kehampaan bermuka banyak"
"disini, aku hampa karena sendiri"
"di dunia nyata, aku hampa sebab merasa tak bermakna bagi orang yang aku sayang"

alam : (mendengar namun tetap tak terlalu perduli kepad "Aku")
"kasihan sekali kamu...judul cerita ini harusnya adalah kasih tak terkasih"
"jangan anggap rumit dunia ini"
"dunia imaji atau pu dunia nyata bagiku sama saja"

aku : (semakin tak berdaya)
"iya, sama saja"
"tadinya aku harap berbeda"

alam : ( semakin memandang aneh, namun sedikit tertarik)
"apa yang membuatmu berkhayal seperti itu?"
"bukankah di dunia nyata kamu juga bisa sekaligus masuk ke dalam dunia imajimu?"
"syukuri saja!"

aku : (sudah mulai terserang lunglai..hingga duduk terkulai)
"iya...aku sadar"
"akan semakin tak bermakna jika hanya aku sendiri yang bisa menikmati indahnya sunyi ini"
"kenapa aku tak bisa mengajak kawan- kawanku kemari?"

alam :
"sebab mereka memiliki dunia imajinya sendiri"
"dan kalian semakin menjauh jika terlalu menuruti khayalan kalian"
"...dan akan semakin renggang hidup kalian"
"syukuri saja"
"ikhlaskan perjuangan kalian"

aku : (tak mengerti apa yang di ucapkan alam)
"maksudnya?"

alam : (terbahak- bahak)
"aku mengerti akan kehampaan yang menyebabkan mu ingin lari dari dunia nyatamu"
"bekerja seharian, belajar, berjalan, berlari sekencang- kencangnya namun tak tahu apa yang sedang kau kejar"
"kau ingin kembali bermakna, bagi kehidupanmu, dan juga kepercayaanmu"
"kau tahu mengapa kau bisa sampai disini?"
"aku yakin, tadinya kau pun tak percaya hingga kau benar- benar merasakan sensasi imaji ini"
"coba renungkan lagi..."

aku : (sedikit berpikir dalam kegelisahan)
"aku rasa..aku sedang tertidur lalu bermimpi memasuki dunia imajiku..."
"tapi aku yakin,, sebelum menyentuh tanah ini, aku tak sedikitpun mengantuk"

alam : (sedikit menyungging senyum masam)
"apa kau yakin?"
"perlu kamu tahu, batas antara keduanya sangat tipis. begitu tipis hingga kau tak bisa merasakan perbedaan2nya"

aku : (tertidur)
"(perasaanku bersabda, aku tak seharusnya seperti ini..benar2 mengunjungi alam imajiku..aku merasa kosong...tanpa kelebihan dan kekurangan...sekejap membuatku semakin melemah..setelah ini aku akan istirahat...dan aku harap, nanti saat aku bangun, aku berada di dunia nyataku...amin."


saat itu juga aku terlelap. namun aku masi bisa merasakan udara hutan yang tadinya ada dalam dunia imajiku. tak ku hiraukan lagi hal itu..aku benar- benar lelah memikirkannya...aku bersandar pada salah satu pohon, lalu mulai merebahkan ragaku di atas rerumputan yang belum jadi...lamaaaaa sekali aku tertidur...kemudian sesuatu bergetar nyaring memekakkan telinga...kukira rumput sedang bergemuruh...hehe,,,ternyata alarm ponselku berdering. sudah pukul 6 pagi...kutarik lagi selimutku...ohh,,,terimakasih Tuhan telah mengabulkan permintaanku...terimakasih papa karena telah membetulkan tidurku lalu melindungiku dengan selimut tebal nan hangat sehingga aku sekarang bertambah semangat tersenyum pada dunia nyataku...;-)

Friday, March 20, 2009

butiran bersejarah

  • siang mulai terkalahkan jingga yang berlari begitu cekatan. udara bara berubah menjadi senja yang berharap terbebas dari baja. manusia berterbangan memecah kehangatan. burung- burung mampu berjalan dengan santai di trotoar sagan yang berkoar. hingar bingar pasar waktu itu tidak merusak pendengaranku. teriakan pedagang, tangisan anak kecil, rong-rongan kendaraan bermotor hanya getir lemah yang membelai telingaku. aku, hatiku, dan jiwaku masi merasa tenang dan nyaman. padahal aku sekarang juga sedang duduk di atas mesin kendaraan, lebih tepatnya duduk di dalam mobil seorang kawan.
  • melaju santai melintasi sudut- sudut kota seni yang berhiaskan tulisan aksara jawa. meski tak lancar berbahasa jawa, tapi aku lulus ujian menulis aksara Jawa. Mengapa bisa begitu? menurutku, aksara Jawa terlihat begitu eksotis dengan artisitik lengkungan- lengkungannya. seakan menggambarkan lengkung perjalanan hidup makhluk Tuhan di bumi. jauh dari pasar, suasana makin bisa dinikmati. dengan diiringi musik dari band- band lokal, aku mengelilingi jalan bundar yang mengelilingi propinsi tengah.

keindahan sujud

jika rumput tak lagi mampu bersolek ria,
jika udara tak mampu menyejukkan,
jika awan tak lagi menjadi tempat persembunyian...

jika bara dan tirta bertukar sendi..
Betapa menyeramkan,
kelam,
sepi...

Belalang pun tak berani berkumandang

Hanya Dia tempat menumpukan lutut
dan..
mempersembahkan sujud

Jurang lavender

Tjahaya lukis merundung rasa hening senja di balik gunung
tersayat garis semburat awan jingga,
menoreh hingga kelabu
tak lagi meriah,
namun lebih menenangkan

Lekuk ujung gunung berdua,
tak searah...
indah

Di balik itu,
sembunyi keluarga burung kenari kuning lemah
yang berbaris rapi menebali garis
bergerak seirama meski tak bernada..
tetap indah

angin

sekejap
seperti mimpi
ada
lalu hilang
tapi,
tetap membekas

heran,
aku tak memintanya hadir,
tapi
ia datang bukan dengan janji

dulu...
aku sepi, dia ramai
sekarang...
aku beku tanpa sebab

Tuesday, March 10, 2009

tertawalah...

melewati batas pantai, menyeberangi sungai junior, lalu melompati bukit...senyumku terkembang namun masi tetap sederhana...
udara waktu itu agak menyengat namun dia menyejukkan ku..membuatku tetap tersenyum hingga gigi ini garing..hakakak...
tak ada yang tahu betapa senangnya hatiku saat itu..meski awalnya sedikit speechles, namun akhirnya berujung mulus..aku tetap senyum walau ngantuk menyerangku..mata ini seakan tak bisa diajak kompromi..tapi tak apalah..
apa kamu tahu rasanya makan sambal gula? sebenarnya sama seperti sambal biasa..namun pedas sudah tak terasa, yang ada hanya manis..semakin lama semakin mulut ini tak sanggup berhenti mengunyah..sambalnya seperti candu..
jika kamu membayangkannya, pasti kamu heran lalu menyangkaku sudah gila dan menjadi freek..mungkin..tapi aku masih merasa sadar dengan apa yang kulakukan..buktinya sekarang aku bisa menceritakannya kepada kalian..
jika dy tau aku menceritakan ini dalam blog, aku pasti akan malu...karena aku tak pernah sekalipun jujur padanya jika aku senang ditemaninya...
jadi, jangan bilang padanya iaaa..,plizzxz..